Sunday, September 18, 2005

Fisip Banget Sih...

Entah kapan pemeo ini dipake pertama kali. Yang jelas, sering dicetuskan saat beberapa kebiasaan komunal muncul ketika anak-anak FISIP UI ngumpul. Mungkin nggak untuk semua warga (ato mantan warga Fisip UI). Tapi coba cek di anak-anak FISIP dekade 90an, mereka biasanya pernah ngalamin. Ya, ada sejumlah kebiasaan akut yang bikin kita (anak2 Fisip itu) suka berkomentar ngeledek diri sendiri "FISIP banget sih....".

Itu juga yang terjadi Jumat kemaren, waktu sejumlah anak angkatan gue ngumpul buat nonton DEALOVA, film yang disutradarai Dian Sasmita, temen seangkatan kita juga. Lama nggak ketemu, kebiasaan yang "FISIP banget sih..." itu tiba-tiba muncul dengan nyata.

Apa aja tuh?

1. Lemot (lemah otak)
Belasan tiket bioskop udah dibeli, trus kita bingung, kita duduk di mana. Padahal kan tinggal liat nomor kursi yang tercetak di tiket itu ya?

2. Salah sikap
Situasi: Yanti cerita kalo dia ditinggal kawin.
Reaksi Dian Sasmita: Ah, nggak penting. Yang penting sepatu boot yang lo pake itu keren...
Alasannya: Tak terjelaskan, pokoknya tu sepatu boot keren.

Situasi : Yanti cerita kalo dia ditinggal kawin. Muka udah distel sedih.
Reaksi Citra: Ngakak nggak terkira.
Alasannya: 'Gue pikir dia butuh dihibur, jadi ya gue ngakak aja biar dia juga ketawa'

3. Sok tau
Situasi: Yanti cerita dia udah ditinggal kawin 4 orang.
Santi: Siapa aja?
Yanti: Alif (nama samaran)...
Santi: Hah? Alif SMP?
Yanti: Ya.
Santi: Ya ampun..... si Alif kan bla bla bla, bla bla bla, was wes wos, was wes wos... (intinya ngomongin si Alif seperti ngomongin temen lama aja, gitu). Iya kan? Si Alif SMA X itu kan?
Yanti: Bukan. SMA nya nggak di sana... tapi....
Santi: (ngotot bahwa Alif yang mantan anak SMA X itu).
Yanti: (bingung, kan yg ditinggal kawin kan dia ya...., yg hafal orangnya juga dia...., kok yang ngotot orang lain?)

4. Briefing di mana saja, kapan saja.
Ini adalah kebiasaan paling akut. Untuk jumat malam kemaren, kejadiannya adalah :

a. Keluar bioskop Blok M Plaza, sekitar 10 of us diskusi panjang di depan lift untuk menentukan abis ini mo makan di mana. Akhirnya diputuskan makan di Premium, Blok M plaza, karena Dian dan astradanya nunggu di sana.

b. Di Premium cuman sebentar, sekedar ngasih selamat ke Dian. Lalu 4 of us pamit mo pulang duluan. Sisanya diskusi kalo tempat ini nggak enak buat nongkrong rame2, jadi enaknya makan di mana ya??? Diskusi lebih dari 30 menit itu ditutup dengan satu anak nunjuk ke luar, "Lho, kok anak2 yang pamit tadi masih di depan premium? Mereka briefing juga ya?"

c. Anak-anak yang briefing di luar Premium ternyata masih ngomongin masalah pulang enaknya gimana. Lalu anak-anak dari dalam Premium bergabung. Kita diskusi, soal topik yang sebenernya nggak berkembang dari diskusi di dalam tadi. Akhirnya diputuskan makan di Buzz, Pondok Indah, karena Santi dan Totet menunggu di sana.

d. Delapan orang akhirnya ke Buzz untuk minum teh dan nyemil. Bubar ketika waiter bilang mereka udah mo tutup. Alhasil, di tempat duduk kita briefing lagi. Briefingnya soal yang kemaleman akan nginep di mana, yang mo pulang sendiri akan gimana pulangnya. Briefing di tempat duduk berhenti karena waiter udah mulai angkat-angkatin cangkir dari meja kita. Akhirnya, briefing dilanjutkan sambil berdiri di....

e. Tengah Buzz.... yang nggak lain nggak bukan HANYA 5 langkah dari tempat duduk kita tadi. Topiknya masih sama, nggak berkembang. Diskusi di tempat ini dihentikan karena kita nggak enak sama para waiter yang mondar-mandir beresin Buzz, sehingga kita melanjutkan briefing di....

f. Depan pintu masuk Buzz... dengan topik yang... tentu saja sama!!! Dan kesimpulannya adalah... nggak ada kesimpulan. Kita masing-masing udah gede, dengan sendirinya udah tau gimana cara pulang.

Arrhhhh, kebiasaan yang mendarah daging. Gampang ditebak sendiri. Tapi apa mo dikata. Kejadian lagi, kejadian lagi. Pokoknya seperti Srimulat yang meskipun lawakannya diulang-ulang dan sangat terprediksi.... tapi kita sendiri tetep cengengesan ngeliatnya.

2 comments:

irehadi said...

Dit, gue pas lagi jutek berat ama kerjaan jadi cengar cengir sendiri... thanks banget ye...

narizza ps said...

sebagai orang yang ada di tkp aja gue masih cekikikan. emagn sinting itu anak-anak. fisip banget.:p