Sunday, September 15, 2013

Kelas Inspirasi, Bangun Mimpi Anak Indonesia dan Junjung Lagi Jasa Guru

Mengajar bukan hal asing buat gue. Tapi mengajar anak kelas 2 SD baru gue rasakan di Kelas Inspirasi. Tepatnya, di Kelas Inspirasi Bekasi, 11 September 2013. Kesannya?? Mau nangis!! 

Gue yang mau nangis, bukan anak-anak kelas 2 SD itu.

Bayangkan, pas gue ngajar, anak-anak itu ada yang naik-naik kursi, meja, bahkan bergulat di depan kelas. Kalau yang bergulat dilerai, maka di pojok lain akan muncul kehebohan lain. Bisa gulat, bisa jambak-jambakan. Gue teriak, nggak mereka denger. Gue bicara pelan, mereka jadi penasaran. Aha! Dapet deh perhatian mereka. Tapi pas gue ngomong dengan nada normal lagi, hyaaaaaa... kelas jadi kayak kapal pecah lagi. 

Musnah sudah harapan untuk menceritakan profesi gue seperti yang udah gue rencanakan sebelumnya. Poster-poster film dan ftv yang gue print sobek karena anak-anak itu pengen melihat secara berebut. Boneka tangan yang gue bawa untuk simulasi membuat cerita juga kasihan nasibnya, soalnya ditarik sana sini sama anak-anak 2 SD itu, saking mereka pengen untuk bermain boneka. 

Ketika siangnya gue dapat kelas 3 SD, suasana lebih chaos lagi. Mereka sudah capek belajar, mau cepat pulang. Eeeeh, kok ada penulis skenario nongol mau cerita tentang sk-sk-kes-se-kenario. (Mereka susah nyebut skenario sekali jadi. Tau ada profesi penulis skenario aja mungkin baru hari itu). 

Pas gue dapat kelas 5 SD, hati gue nyaman tentram. Mungkin karena mereka sudah lebih "dewasa" ya. Lebih punya empati terhadap guru SD dadakan ini. Mereka lebih gampang diajak ngobrol. Lebih cepat paham situasi kerja penulis. Lebih mudah diajak bikin cerita anak-anak secara beramai-ramai. Juga lebih tertib waktu diminta bergantian memperagakan adegan cerita mereka pakai boneka tangan. 

Jadi sedikit nasehat untuk gue dan calon pengajar Kelas Inspirasi mendatang... lesson plan penting, tapi lebih penting latihan ngajarin anak-anak kecil yang bandel-bandel. :))) 

Dari chaos-nya murid kelas 2 dan 3 yang gue ajar... dan rata-rata pengajar di Kelompok 3 ini juga curhat yang serupa... gue jadi salut banget sama guru-guru SD! Gue cuman ngajar sekali itu aja. Guru-guru SD itu setiap hari. Bertahun-tahun. Hebatlah guru-guru SD itu. Selain menguasai ilmu pelajaran, mereka juga menguasai cara menguasai anak-anak (termasuk yang rusuh, hehehee). Makanya jangan remehkan guru SD. Di masa golden age anak, saat otak dan emosi anak lagi berkembang luar biasa cepat, peran mereka tiada tara dalam membentuk generasi penerus ini. 

Tugas kami sebagai guru-guru Kelas Inpirasi sangatlah remeh dibanding tugas guru-guru SD yang asli itu. Tapiiiii... bukan berarti nggak kalah penting. Guru-guru Kelas Inspirasi punya cita-cita mulia juga. Ingin mengenalkan dunia pada anak-anak SD itu. Paling tidak: tentang dunia kerja, dunia profesi, dunia nyata. Dan penjelasannya datang langsung dari praktisinya. Mau jadi apa mereka nanti, biar waktu yang menjawab. Yang jelas, dengan memberi eksposure pada anak-anak SD tentang profesi kami sendiri, kami ingin menginspirasi anak-anak itu supaya punya cita-cita tinggi, dan terdorong untuk mencapainya.

Soal anak-anak SD yang bandel itu... gue maklumin aja. Mereka bandelnya masih bandel anak-anak kok. Nggak kriminil. Mungkin mereka pengen sedikit "carmuk" aja di depan guru Kelas Inspirasi :)). Tapi begitu dapat perhatian mereka, dan mereka merasa mendapat manfaat dari kehadiran kita.... wuuuuiiiiiiihhhh..... ucapan terima kasih mereka kedengarannya merdu sekali :). Dan mendengar itu nikmatnya luar biasa. Apalagi kalau mereka lalu terinspirasi: "saya mau jadi penulis!" atau "saya mau jadi..... (sesuai apa yang baru diajarkan). Mungkin begitu juga ya yang dirasakan guru-guru yang mengajar dengan penuh dedikasi.  

O ya, kembali ke soal guru-guru SD yang asli. Yang bikin gue terkesan sama guru-guru itu adalah... mereka sangat ramah, dan sangat tau kalau kami para guru Kelas Inspirasi akan kelabakan menghadapi murid-murid kelas kecil (kelas 1 sd 3 SD). Jadi meski sebelumnya kami bilang ke guru-guru itu bahwa kami akan mengatasi semua murid, tapi mereka tetap stand by di luar kelas. Ternyata nggak percuma. Ada guru di kelompok 3 ini yang saking udah hopeless-nya ngajar di kelas 2, sampai menoleh ke luar kelas, ke wali kelas yang jaga-jaga di luar. Lalu dengan cepat, masuklah bu wali kelas... dan berangsur kelas itu bisa ditenangkan. Hidup guru SD!! 

Tuesday, September 03, 2013

Ulasan Tulisan Mandeg by Winda Krisnadefa

Tulisan mandeg? Horor tuh buat penulis. 

Nah. Di bawah ini adalah rangkaian tweet penulis novel Macaroon Love plus penggagas @Kampung Fiksi, Winda Krisnadefa (@windakrisnadefa) tentang Tulisan Mandeg. Baik penyebab maupun tips mengatasinya, komplit doi beberkan. Terima kasih Mbak Winda! O iya, semua di-tweet tgl 12 Agustus 2013.

- Adakah yg skrg naskahnya lg stuck/mandeg krn berbagai alasan? #tulisanmandeg @KampungFiksi

- Mau maksa nulis adegan klimaks tp ragu2, takut jadinya...ya maksa. #tulisanmandeg @KampungFiksi

- Giliran nulis aja tanpa arah, jadinya malah melebar kemana2. #tulisanmandeg @KampungFiksi

- Akhirnya berhenti nulis. Mood langsung menguap entah kemana :') #tulisanmandeg @KampungFiksi

Tau gk, penyebab #tulisanmandeg biasanya krn konsep ceritamu lemah. :) @KampungFiksi

Tau gk, penyebab #tulisanmandeg biasanya krn konsep ceritamu lemah. :) @KampungFiksi

Bs jd kamu nulis berangkat "hanya" dr ide dasar, gk bikin draft sama sekali. #tulisanmandeg @KampungFiksi

Boro2 bikin draft, endingnya aja kamu msh blm tau mau gimana. #tulisanmandeg @KampungFiksi

Byk yg ngira cara menulis ky gitu adlh "gaya menulis" seseorang, pdhl itu sbnrnya bkn gaya menulis #tulisanmandeg @KampungFiksi

Menurutmu emg gitu "gaya menulis" kamu, tulis aja dulu, ntar endingnya jg ketemu sendiri. #tulisanmandeg @KampungFiksi

Gk semua org seberuntung itu lho! Apalagi kalau udh sering stuck, berarti ada yg salah :D #tulisanmandeg @KampungFiksi

So kalo kata saya sih itu bukan "gaya menulis" melainkan "salah kaprah" krn nganggap enteng. #tulisanmandeg @KampungFiksi

Gimana spy gk keterusan begitu terus? Gemes kan ngeliat naskah setengah jadi kamu numpuk? #tulisanmandeg @KampungFiksi

Sblm mulai menulis, kamu harus sdh memegang sebuah premis. #tulisanmandeg @KampungFiksi

Premis ini adlh bentuk paling dasar dr ide cerita yg akan kamu tulis. #tulisanmandeg @KampungFiksi

Kamu hrs punya tokoh, konflik, solusi dan ending. Itu yg disebut sbg premis. #tulisanmandeg @KampungFiksi

Premis inilah yg akan menjadi panduan dasar kamu mengarahkan ceritamu. #tulisanmandeg @KampungFiksi

Bahkan tdk semua penulis terkenal "berani" hanya berpegang pd premis lho... #tulisanmandeg @KampungFiksi

Penulis Leila S Chudori prnh ngasih liat peserta writing clinic Femina buku coret2an draft novelnya. #tulisanmandeg @KampungFiksi

Jd jgn males nge-draft dan jgn anggap enteng proses menulis naskahmu. #tulisanmandeg @KampungFiksi

Kalo penulisnya ngegampangin proses nulis naskahnya, pembaca jg mungkin akan anggap enteng kan? :) #tulisanmandeg @KampungFiksi

Cara plg mudah u/ meneruskan #tulisanmandeg kamu adlh menulis dgn ending yg sdh jelas. @KampungFiksi

Ending inilah yg akan mengantarmu menuju akhir cerita. #tulisanmandeg @KampungFiksi

Berikut ada bbrp adegan umum yg bs mengantar tokohmu menuju ending. #tulisanmandeg @KampungFiksi

Bentuknya tdk hrs spt ini, tp setidaknya ini bentuk yg byk dipakai #tulisanmandeg @KampungFiksi

Buatlah point 1-12. Point 1: adegan pembuka. Point 12: adegan penutup. #tulisanmandeg @KampungFiksi

Point antara 1 dan 12 adlh rangkaian adegan yg bersambung dr awal sampai akhir. #tulisanmandeg @KampungFiksi

Cara ini akan membantumu menemukan apa selanjutnya yg mungkin terjadi dlm ceritamu. #tulisanmandeg @KampungFiksi

ini contohnya. Point 1: tokohmu dlm keseharian (perkenalan tokoh) #tulisanmandeg @KampungFiksi

point 2: tokohmu mengalami sebuah gejolak akibat pengaruh dr luar. #tulisanmandeg @KampungFiksi

point 3: tokohmu meminta pendapat ttg gejolak tsb dgn tokoh2 lain dlm cerita. #tulisanmandeg @KampungFiksi

point 4: tokohmu dipertemukan dgn bbrp pilihan. #tulisanmandeg @KampungFiksi

point 5: tokohmu membuat gebrakan yg tdk terduga. #tulisanmandeg @KampungFiksi

point 6: tokohmu mengalami masalah atau mndpt tantangan krn perbuatannya. #tulisanmandeg @KampungFiksi

point 7: tokohmu menghadapi tantangan yg makin besar (menuju klimaks). #tulisanmandeg @KampungFiksi

point 8: tokohmu terpuruk (menuju solusi). #tulisanmandeg @KampungFiksi

point 9: tokohmu berusaha bangkit kembali. #tulisanmandeg @KampungFiksi

point 10: tokohmu mulai mendapatkan penyelesaian (menuju ending). #tulisanmandeg @KampungFiksi

point 11: tokohmu dikonfrontasi dgn tokoh antagonis (klimaks). #tulisanmandeg @KampungFiksi

point 12: tokohmu berhasil/gagal mencapai tujuannya (ending). #tulisanmandeg @KampungFiksi

kira2 begitu, keliatannya teoritis sekali, tapi membantu u/ yg #tulisanmandeg :) @KampungFiksi

lagian, biar teori sekeren apa, kalau gk nulis2 ya wasalam, tetep aja tuh #tulisanmandeg hahaha @KampungFiksi selamat menulis!