Sunday, July 05, 2020

Rahasia Awet Muda dan Kulit Sehat dari “We the Health”

Sebelumnya saya tak pernah berpikir kalau seminar online bakal seasyik conference kesehatan We the Health. Padahal acaranya seharian, dari jam 9 pagi hingga jam 5 sore, Sabtu, 27 Juni 2020. Tapi saya senang banget bisa ikut acara ini, sebab narasumbernya orang-orang kompeten di bidang masing-masing, moderatornya mewakili rasa penasaran peserta, dan yang paling penting: saya dapat ilmu yang saya butuhkan.


Fix! Setelah conference We the Health, saya ngefans sama narasumber ini.


Waktu saya lihat poster acaranya, wow, sepertinya topik bahasannya seru-seru. Antara lain nih ya: 


  • Kiat Menjaga Kebugaran Tubuh dan Awet Muda 
  • Tips Menjaga Kesehatan Kulit dari Dalam  
  • Pentingnya Mengelola Stress Saat Pandemi 
  • Diabetes Mellitus: Strategi dan Manajemen Terkini
  • Rutinitas Ibu Hamil di Waktu New Normal 
  • Persiapan dan Adaptasi Menghadapi Rutinitas di New Normal 

Karena saya antusias untuk bisa tetap cantik dan awet muda (hehee) maka saya pastikan menyimak dua topik pertama.  



Sesi pertama yang saya piilih adalah Kiat Menjaga Kebugaran Tubuh dan Awet Muda. Narasumbernya perempuan usia 50 tahunan, tapi kelihatan seperti 20 tahunan, mentok-mentok kayak 30 tahunan lah. Dia ibu Puspa Dewi, yang masih cocok dipanggil “mbak”. Cek deh instagramnya https://www.instagram.com/puspadewihc. Awet muda kan? Saya iri. Hahahaa.

Mantan bankir ini bicaranya penuh semangat plus banyak senyum, bikin saya yang menonton ikut semangat dan senyum-senyum. Menular banget aura positifnya. 

Begini tips bugar dan awet muda ala Puspa Dewi :

`.   Olahraga.

Sesibuk-sibuknya kamu, jangan lupa olahraga. Tiap hari minimal setengah jam. Kalau perlu, di kursi kerja juga bisa olahraga. Caranya antara lain dengan menggerakkan leher mendongak, menunduk, bengkokkan ke kanan, ke kiri. Tangan direnggangkan.  
Ini salah satu gerakan olahraga di kursi. Kata Puspa Dewi. 

Olahraga juga bisa di kamar yang irit space. Misalnya dengan melakukan plank. Kalau sudah jago plank, bisa variasi dengan push up dan lain-lain. Memanfaatkan payung panjang juga oke. Taruhlah di belakang pundak. (Saya sudah coba, otot terasa direnggangkan, nyaman banget!). Jadi tidak ada alasan untuk tidak olahraga.

Fun fact: Puspa Dewi menaruh dumbbell di kamar mandi. Jadi di kamar mandi pun bisa latihan agar tubuh tetap kencang. 


Istirahat yang cukup.

Tidur rata-rata 7-8 jam sehari, dengan kualitas tidur yang bagus. Dengan begitu pas bangun akan terasa bugar.
Kalau tidurnya tidak berkualitas, bangun-bangun tidak merasa bugar. Kenapa tidur tidak berkualitas? Bisa jadi itu karena kurang darah. Bisa jadi karena lagi banyak pikiran. Coba cek lagi asupan makan. Cek juga apa yang kamu pikirkan selama ini, jangan-jangan bikin kamu overthinking. 

Bahagia dari dalam
Ini nih tips awet muda Puspa: Bahagia.
Bahagia itu muncul dari pikiran, lewat menjaga kesehatan jiwa dan badan. Makanya olahraga, karena olahraga bisa membantu pikiran jadi positif, dan badan jadi sehat karena aktif.


Berbagi
Ini masih nyambung dengan poin Bahagia di atas. Yes, berbagi itu bikin bahagia. Makanya Puspa senang sekali bisa share pengetahuan dan pengalaman. Apalagi kalau yang mendengarkan sharingnya merasa dapat manfaat.
O iya, berbagi kasih sayang dengan keluarga juga membahagiakan lho. 


Makan makanan sehat
Banyak makan sayur dan buah, kurangi karbohidrat, dan jangan lupakan protein termasuk protein hewani.  O iya, Puspa tidak suka gorengan dan makanan berlemak lho.  
Fun Fact: Dalam sehari, Puspa makan 6 telur ayam! Tapi putihnya saja. 

Banyak minum air putih
Puspa minum air putih lebih dari 2 liter sehari. Dia tidak minum soda dan minuman kekinian boba. Minuman Boba banyak gulanya.

Perawatan wajah
Supaya wajah tetap kinclong dan kencang, Puspa rajin membersihkan muka. Lalu pakai toner. Tak lupa pakai serum wajah. Setelah itu pakai sunscreen kalau siang, atau krim malam kalau malam, 
Fun fact: Puspa mengaku tidak rajin pakai krim malam, tapi yang penting jangan lupa pakai serum.

Begitulah tips dari Puspa Dewi. Berkat keceriaan mbak, eh, ibu Puspa Dewi, sesi 1,5 jam jadi terasa sebentar. Tapi saya senang tips-nya praktis dan bisa segera dilakukan. Mudah-mudahan saya bisa awet muda seperti beliau. Aamiin (yang kencang).  

Nah, lanjut ke sesi berikutnya yang saya simak. 


dr. Listya Paramita yang online habis kerja dari tempat prakteknya. Demi sharing di We the Health ya, dok. Terima kasiiiiih. 

Judul sesinya Tips Merawat Kesehatan Kulit dari Dalam, dibawakan langsung oleh dokter spesialis kulit dr. Listya Paramita. Isinya kurang lebih sama dengan yang disampaikan Puspa Dewi, tapi dr. Listya membahasnya dari pendekatan kedokteran.

Tips dari dr. Listya adalah: 


Olahraga.
Rutin, setengah jam tiap hari. Jangan dirapel! Jangan gini nih: seminggu tidak olahraga, sekalinya olahraga langsung 6 jam. Itu tidak bagus hasilnya buat kesehatan.

Menjaga higinitas
Antara lain dengan cuci tangan pakai sabun. Caranya mesti benar dan minimal 20 detik. Tidak perlu pakai sabun antiseptic, apalagi buat yang kulitnya sensiftif. Pakai sabun biasa juga OK kok.

Berjemur
Berjemur itu untuk mendapatkan vitamin D agar meningkatkan imun tubuh. Dokter Listya menyarankan berjemur sebelum jam 9 pagi agar sinar UV-nya masih relatif rendah. Cukup 15 menit sekali berjemur. Tak perlu tiap hari tapi jangan terlalu jarang juga – yah 2 hari sekali lah. Oh iya, usahakan ketiak kena paparan sinar matahari ya.

Tidur malam itu penting.
Sebab tubuh itu punya iramanya sendiri, alias irama sirkadian, alias jam kerja dari masing-masing organ tubuh. Tidur malam membuat organ yang seharusnya istirahat malam, misalnya liver, benar-benar istirahat di malam hari.
Apa yang terjadi jika tidur malam dilewatkan? Organ yang harusnya istirahat malam jadi kerja lagi. Kalau dilakukan sering-sering, kasihan kan organ tubuh tersebut? Itu tidak baik buat si organ tubuh, dan akibatnya kesehatanmu pun terganggu. 


Atur makananmu
Misal, di piring makan jangan kebanyakan karbohidrat. Nasi cukup sepertiga bagian saja. Dua pertiganya lauk dan sayuran.

Pakai skincare

Nah, tipsnya: 
  • Pakai sunscreen, untuk melindungi wajah dari jahatnya sinar matahari. Pakai sesuai instruksi di kemasan ya.
  • Pakai skin skincare yang cocok dengan kulitmu. Skincare yang bagus di wajah temanmu belum tentu bagus di wajahmu karena karakter kulit tiap orang berbeda-beda. Cari yang paling cocok dengan karakter kulitmu.
  • Kalau kulitmu teksturnya rusak seperti bopeng atau ada keloid, tidak bisa disembuhkan dengan krim saja. Harus ada tindakan medis, misalnya operasi. Hubungi dokter kulit terpercaya ya.


Ada satu nasihat menarik dari dr. Listya. Kalau mau pakai skincare bikinan sendiri alias DIY, harus ekstra hati-hati. Kalau ada kulit merasa tidak nyaman, bahkan timbul iritasi, segera hentikan. Kok ya pas banget sih dr. Listya memberikan contoh mengaplikasi lemon ke kulit wajah. Saya pernah lho melakukannya. 

Kata dr. Listya, lemon sebaiknya jangan langsung diaplikasikan ke wajah. Bisa jadi ukuran kandungan dalam lemon itu tidak sesuai dengan yang kamu butuhkan. Mungkin pemakaian seminggu dua minggu bisa mencerahkan. Tapi pemakaian jangka panjang malah bisa bikin kusam karena kondisi kulit tergerus kerasnya lemon yang tidak sesuai dengan kadar kebutuhan kamu. Hiiiiiiiiiiiii. 


Jadi lebih baik sih pakai produk skincare yang memang sudah terukur kandungannya dan pilih yang sesuai karakter kulit kita. Ok dokter, siap! 



Itulah catatan saya tentang materi yang saya ikuti di online conference We the Health. Conference ini terselenggara untuk menandai ulang tahun pertama Jovee dan Lifepack, dua aplikasi bidang kesehatan. Kalau Jovee untuk personalisasi kebutuhan vitamin kamu, sedangkan Lifepack untuk aplikasi tebus obat secara online. Keduanya itu legalitasnya terjamin dan dikawal dokter-dokter. Mantap. 

We the Health, terima kasih yaa atas weekend berkualitas ini. I love it!


Friday, May 15, 2020

Tips Mudik saat Pandemi Covid 19

Tips ini adalah kesimpulan saya sendiri, hasil pengamatan timeline media sosial, curhatan beberapa teman, dan berita tv. Tips-nya adalah:  

1. Pakai mobil sendiri

Naik kereta, pesawat, travel, buat mudik? Pasti beli tiketnya antre, masuknya antre. Pas antre itu tak ada jaminan physical distancing alias jaga jarak. Yang ada malah berdempetan. Yakin yang berdempet-dempetan itu sehat semua? Gak ada OTG (Orang Tanpa Gejala)? Gak ada ODP (Orang Dalam Pengawasan)? Gak ada PDP (Pasien Dalam Pengawasan)? Kalo berdempetannya sama kita, gimana?
Belum lagi di dalam mobil travel-nya, dalam keretanya, dalam pesawatnya, udaranya muter di situ aja. Kalo ada OTG nafas, ngomong, bersin, batuk, dan kamu hirup udara yang muter di situ-situ aja, gimana?
Kalo naik mobil sendiri kan gak ada yang dempetan sama kita. 
Dengan catatan: ya di mobil terus.  

2. Pergi sendiri 

Sebab lebih mudah mengontrol kebutuhan sendiri di perjalanan. Kebelet pipis? Bisa sendiri. Laper di jalan dan pengen makan? Makan sendiri. Mengawasi diri sendiri doang lebih mudah dibanding harus sekaligus ngawasin anggota keluarga selama perjalanan mudik. 
Kalau kamu bersama keluarga, bisa jadi kamu harus maklum jika mereka minta ke toilet umum. Gimana kalo pas antre di toilet umum, nggak bisa diawasi physical-distancing-nya? Siapa tau, wallahuAlam, saat itu gak ada jarak, dan ternyata berdekatan dengan OTG (orang tanpa gejala). Jadilah carrier, alias pembawa virus. Lalu pas mau lanjutin perjalanan lagi sama kamu.... kamu sudah bersama seorang yang sudah jadi carrier. (mirip zombie emang nih).  

3. Sampai di kampung, karantina mandiri dulu 2 minggu 

Sebenarnya ini prosedur standar di masa pandemi Covid 19. Kalau ada orang yang bepergian antar wilayah, harus karantina mandiri 2 minggu. Alasannya mirip-mirip lah sama poin 1 dan 2. 
Kenapa harus 2 minggu? Dalam 2 minggu ini kondisi tubuh bisa menunjukkan tanda-tanda. Mungkin suhu tubuh meninggi, nafas sesak, batuk-batuk, dll. Kalo dalam 2 minggu tanda-tanda tidak muncul, Alhamdulillah. Berarti setelah 2 minggu bisa memeluk keluarga di kampung. Kalo tanda-tanda muncul? Langsung deh minta pertolongan medis. Cuman denger-denger pelayanan medis juga sangat terbatas, karena yang ditanganin udah overload. 
Btw, kok mau sih mudik cuman untuk karantina 2 minggu? 
Kalo gak karantina, kok tega sih? 

4. Kalau mau ke tempat awal lagi (sebelum mudik) juga pergi sendiri. 

Orang mudik kan biasanya bakal balik lagi ke tempat dia berangkat. Entah untuk kerja, sekolah, dll. 
Ini ngulang tips 1, 2, 3 nih. Dari pemilihan transportasi sampai karantina mandiri. 
Pertanyaannya... kok mau sih balik-balik dikarantina lagi 2 minggu? 
Kalo gak karantina, kok tega sih? 


Begitulah tips mudik di masa pandemi dari saya. Semoga bisa dipertimbangkan. Maklum banget kalo keinginan mudik tuh besarnya luar biasa. Tapi apa gak pengen memutus rantai penularan Covid 19? Kasian lho petugas-petugas medis yang ngurusin pasien Covid-19. Udahlah capek, kangen keluarga, risiko kerjaan sangat tinggi.... eeeeeh, kita gak menghargai, malah nambah kerjaan mereka. 

Di bawah ini nih curhatan orang pengen mudik: 



Dan ini lagi ramai hari ini, terkait soal mudik. 

Sekian. 

Ketika Ingin Pulang Kampung, Tapi Tak Bisa

Tahun 2020 ini istimewa banget. Pandemi covid 19 sejak awal tahun sampai bulan ke-5 belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Di Indonesia kemungkinan besar jumlah kasusnya bisa naik menjelang lebaran. Yup, ada tradisi mudik. Banyak orang pergi dari satu daerah ke daerah yang lain. Padahal ada imbauan, bahkan sampai larangan segala, agar tidak mudik. 

Tolong lah ya, tetap di rumah aja. Yang kangen keluarga banyak, di antara mereka banyak juga yang berusaha menahan diri untuk bepergian jauh (aka mudik). Tidak pulang kampung bukan berarti putus silaturahim kan? 

Ini puisi yang pas buat yang pengen pulang kampung tapi nggak bisa. 


Kapan covid 19 berakhir? Apa tanda-tanda pandemi akan berakhir? Belum ada yang tau pasti. Karena itu yang harus kita lakukan adalah menolong diri sendiri dan gotong royong menolong sesama.  Termasuk tidak mudik. 

Doa kita buat semua. 


#stayathome #physicaldistancing #thistooshallpass