Suara alto, nggak bisa nembak nada tinggi, kalau nyanyi sambil joged pasti suaranya "goyang", dan gampang ngos-ngosan. Tapi dengan beginipun, gue tetap disuruh tampil lagi.
Apa kuncinya? Nggak tau malu. Soalnya yang lain kalau disuruh maju nyanyi ya malu-malu. Rata-rata baru mau turun kalau sudah ada pioneer yang berkorban malu duluan. Tapi nggak papa, yang penting kan meriah.
Itu yang terjadi waktu perayaan Agustusan di kompleks gw, tepatnya RW gw. Ngomong-ngomong soal RW gw, keren ih Pak Bu RW-nya dan pengurus-pengurusnya. Udah dua taun belakangan ini malam puncak perayaannya rame sekali kek pesta rakyat tingkat RW. Meski sederhana, tapi panggungnya cantik, sound system-nya jelas, ada layar lebar siaran langsung, makanannya enak, susunan acaranya juga rapi, dan MC-nya akamsi yang udah kayak pembawa acara di tv.
Gue sendiri tampil sebagai bagian dari vokal grup ibu-ibu RT 01. Grup yang baru latihan beberapa jam sebelum manggung ini menampilkan medley lagu daerah Indonesia. Niatnya sih latihan beberapa kali dari hari-hari sebelumnya. Tapi ya namanya ibu-ibu kan banyak kesibukannya ya. Yang penting di hari H kita kompak, sepakat mau pake baju warna apa, mesti dandan ekstra cantik, kalo rame-rame pasti pede, dan siap mengguncang panggung (karena akumulasi berat badan).
Ketika tiba saatnya manggung, rasanya kok gue rada terjebak. Pas latihan kan gue baris di depan, paling kiri. Ini kenapa pas naik panggung gue jadi persis di tengah? Emangnya gue Im Yoona? Itu loh, center-nya SNSD, visualnya Girls Generation.
Namun sebagai profesional panggung tingkat halu, gue nggak keberatan juga sih. Gue yang udah pegang mic langsung teriaaaakk menyapa penonton. Yes, pasti penonton kaget. Apalagi setelah itu gue bocorin betapa kita super nekat untuk tampil hari ini. Bodo amat. Ini taktik biar grup yang gak latihan ini dapat perhatian. Dan taktik ini manjur. Hahahahaa.
Sebagai catatan: Baru tahun ini gue ikutan tampil, sebelumnya nggak pernah. Alhasil ini debut gue sebagai penyanyi tingkat RT RW. Thanks to teman-teman gue yang selama ini bocor-bocor. Gue yang kalem ini terinspirasi bocor dari mereka.
Usai medley, vokal grup ibu-ibu RT 1 turun panggung dan langsung dapat ucapan selamat! Dari siapa? Dari ibu-ibu RT 1 yang nggak tampil tapi merekam dari depan panggung. Ya dari kita-kita juga sih. Ada input, tadi joged-nya pada kurang luwes. Baiklah, taun depan kita goyangkan panggung lagi!
Lagu Kedua
Setelah persembahan 4 RT kelar, seorang warga RT 1 dari blok sebelah ngajak gue nyanyi lagu-nya Reza Artamevia. Eh, nggak salah nih? Oh iya ya, yang dibutuhin kan penampil yang nggak malu-malu ya. Baiklah, karena ada ibu muda bersuara emas lainnya yang juga diajak, gue langsung iyain.
Hasilnya? Tampillah trio dadakan ini menyanyikan Berharap Tak Berpisah. Tau kan, lagu itu? Lagu dengan beat lumayan buat jejogedan dan banyak nada tinggi. Hasilnya ya suara gue fales, tapi ketutup sama suara 2 cewek lainnya. Oh, ada rahasia tambahan: si pemain organ tunggal juga bawa penyanyi sungguhan - yang beneran jago nyanyi. Dialah yang beneran nutup suara kita sehingga yang keluar di loudspeaker jadi keren. Hahahahaa.
Penampilan tadi bisa jadi pengiring senam malam. Karena banyak yang turun ke depan panggung untuk ajojing bersama. ((( ajojing )))
Begitulah secuplik malam peringatan Agustusan di RW gue. Kalo sama peringatan 17 Agustus di Istana Negara - di mana salah satunya menampilkan Putri Ariani nyanyi Rungkad dan bikin orang seIstana jejogetan - yaaaah, peringatan di RW gue ini bandingannya 11-12 lah serunya, tapi 12-nya 12 Milyar alias jauuuuuuuhh levelnya.
Tapi tetep keren! Capek tapi senang. Alhamdulillah.
No comments:
Post a Comment