Monday, January 02, 2012

Adaptasi Manga ke Live Action



















Banyak manga (komik Jepang) yang diadaptasi jadi film live action (film yang pemerannya orang beneran, bukan animasi). Itazura na Kiss, Hana Yori Dango (Boys Over Flower), Detektif Conan, dll. Favorit gue masih Garasu no Kamen (Glass Mask atau Topeng Kaca) karya Shizue Miuchi, yang live actionnya bikin gue naksir berat sama Seiichi Tanabe si pemeran Masumi Hayami.

Gue nggak bahas cerita-cerita di atas :). Udah lupa detilnya. Yang mau gue bahas adalah film Jepang yang baru gue tonton, jadi masih anget di kepala. Judulnya From Me to You, adaptasi manga Kimi ni Todoke. Gambarnya yang di foto atas itu tuh, yang di bawah judul. Filmnya sih gue suka, dan ocehan gue soal film itu udah gue tulis di post sebelum ini.

Manga Kimi ni Todoke terbit dari tahun 2005, sampe sekarang (menurut wikipedia yg gue akses jam 11 malem tgl 2 Januari 2012) sudah ada 14 volume dan belum tuntas. Mengadaptasi serial manga 14 volume jadi film yang cuman 2 jam, jidat si penulis skenario film pasti berkerut. Gue nebak-nebak manakah bagian cerita yang dibuang? Mana pula yang diubah demi logika film?? Nah, dari membandingkan tontonan dan contekan wikipedia, ini yang gue dapat :

1. Menghilangkan beberapa karakter

Di antara karakter di manga yang nggak muncul di film live action adalah : Kento Miura (cowok populer yang naksir Sawako juga, dan akhirnya bikin Kazehaya cemburu), Tomoko Endo dan Eriko Hirano (dua temen deket yang masuk kelompok Sawako juga, di manga mau nunjukin temen Sawako banyak, tapi di film malah jadi kebanyakan kali), Joe Jonouchi(karakter komedik yang suka jadi nyamuk nyempil di tengah Sawako-Kazehaya, yang justru sering menggagalkan pedekatenya Kazehaya ke Sawako), Yoshiuki "Zen" Arai (mantan guru kelasnya Sawako), dan Shino (cewek temen masa kecil Sawako).

2. Menghilangkan / mengubah beberapa detil cerita

Karena ada karakter yang hilang, akibatnya ada juga cerita yang nggak bisa masuk ke film. Di film From Me to You nggak ada tuh Kazehaya yang gemes karena pedekate-nya ke Sawako gagal karena gangguan Joe, wong tokoh Joe-nya juga nggak masuk film. Nggak ada pula Kazehaya cemburu pada cowok populer yang jadi saingannya, Kento Miura.

Tapi tanpa karakter hilang pun, cerita film bisa gak mirip manga-nya. Contoh, menurut wiki, karakter Ayane di manga bermulut silet, tapi seinget gue ucapan Ayane di film nggak silet-silet amat, malah terkesan penuh dukungan. (ato karena gue nggak ngerti bahasa Jepang dan hanya ngandelin English translation aje ye?). Di manga, karakter Ayane juga suka nendang Kazehaya kalo dipikirnya abis nyakitin hati Sawako, kalo di film nggak ada tuh Ayane nendang cowok.

Kata wiki, di manga si Ayane sempet deket sama Pin si guru tengil. Di film nggak ada! Pin si guru tengil nggak pernah ada romance ama murid mana pun.

Terlalu banyak yang bisa dijadiin catatan, karena gue nggak baca seri manga-nya maka ngeri juga gue nulis panjang-panjang. Tapi sepertinya kisah di film tuh cuman sampe manga volume sekian deh, karena ending yang gue liat di film, sebenarnya ada perkembangannya lagi di manga. Misal, perubahan karakter cewek saingan Sawako, hubungan Chizuru dan Ryu setelah keduanya sama-sama patah hati, dll.

Nggak ada adaptasi yang 100% sama dengan asalnya.

Ya iyalaaah. Karakter mediumnya aja beda. Manga dan Film. Di manga, pernyataan sikap bisa ditulis, isi pikiran bisa di-tulis, volume bisa belasan bahkan puluhan sehingga banyak cerita bisa digali, karakter bisa banyak toh nggak bayar banyak pemain, dll. Di film, prinsipnya show and don't tell, durasinya terbatas (120 menit maksimal... mana mungkin cerita belasan volume manga masuk kumplit di situ?), dan karena durasi terbatas maka jumlah karakternya juga disesuaikan.

Dari perubahan-perubahan yang ditulis di atas aja, udah bisa ditebak ada reaksi suka dan nggak suka dari pemirsanya. Gue misalnya, meski nggak baca manga-nya nih, tapi gue lebih suka kalo ada Kento Miura si saingan Kazehaya itu. Pengen tau gimana reaksi Kazehaya. Emang di film ada Ryu yang sempet dicemburuin Kazehaya, tapi Ryu kan pendiam dan suka ama cewek lain, bukan lawan sepadan buat Kazehaya.

Karena gue nggak baca manga-nya (ulang terussss biar nggak disalahin, hahahaa), gue juga nggak tau apa yang gue harapin dari tokoh-tokoh di film From Me to You. Jadi pas gue nonton, gue cuman terganggu sama Ayane dan Chizuri yang rasanya kok copy cat characters alias nggak ada bedanya. Kalo sama produser-produser gue, karakter begitu pasti dihapus aja salah satunya.

Ini berbeda waktu gue udah baca manga Garasu no Kamen dan akhirnya nonton live action-nya. Pertama kali liat Masumi Hayami... halah... gue nggak suka! Jelek! Tua! Terlalu ceking! Terlalu tinggi buat Maya! Masumi Hayami harusnya charming sejak pertama kali muncul. Dan komentar temen gue yang juga pecinta garasu no kamen pun sama. Negatif. Meski akhirnya kami ngakuin kalo Seiichi Tanabe si Masumi Hayami itu charming and also sexy in his own way, tapi kan kami ngakuin dia cocok jadi Masumi Hayami pake proses marah-marah dan nolak-nolak dulu. Soal cerita? Yes, ada yang beda dari manga. Gue lupa apa tapi pas nonton gue mikir kayaknya di manga gak gitu. Tapi gue puas sama penceritaan di dorama. Gue juga angkat dua jempol untuk tiap pemain dorama Garasu No Kamen. Gue cuman kecewa sama ending (di episode tambahan) yang ngulur-ngulur kepanjangan. Mungkin untuk memenuhi kontrak durasi, sementara cerita harus dijaga agar nggak berkembang lagi, hanya sebatas nyelesain konflik yang belum tuntas, secara penulis aslinya udah stop nulis saat cerita masih nggantung banget.

Oh iya. Satu lagi. Manga City Hunter! Adaptasinya ke film yang dibintangi Jacky Chan ada perubahan, jadi lebih megah kasusnya. Gue suka film ini karena kocak, meski banyak nemuin perbedaan di karakter Ryo Saeba si City Hunter. Sedangkan adaptasi ke serial korea yang dibintangi Lee Min Ho, wuuuuhhhh itu rombak abis! , cerita, setting, nama-nama.... ganti semua! Malah bisa dibilang, yang dipake hanyalah judul "City Hunter". Gue kelar nonton ke-16 episode serial City Hunter Korea, tapi tanpa antusias. Bukan karena perombakan total tadi, melainkan karena bocen.... perkembangan ceritanya lamaaaa dan bolak balik. Alasan gue nyelesain serial ini karena pengen tau apakah si City Hunter Lee Min Ho ini tuntas ngebalas dendamnya (secara ceritanya tentang balas dendam)??

Meski ada adaptasi cerita yang gue nggak suka, tapi gue selalu salut sama yang mengadaptasi. Butuh effort, men! Pake mikir. Pake ilmu. Dan lihat... untuk manga yang diadaptasi jadi film ... jumlahnya masih banyak aja (lihat tahun pembuatannya). Semoga di Indonesia juga mirip-mirip gitu, makin banyak karya tulis (novel atau cerpen) yang diadaptasi jadi film... dan gue yang nulis skrip-nya. Ngarep asliiii! :))

No comments: