Bismillah.
https://id.wikipedia.org/wiki/The_East_(serial_televisi)
https://twitter.com/theeast_net?lang=id
https://www.instagram.com/theeast_net/?hl=id
http://zulu.id/program/7-7/the-east-season-1/episode
Wednesday, March 29, 2017
Sunday, March 19, 2017
Jadi Orang Positif Sajalah
Postive people attracts positive people.
Negative people attracts negative people.
Saya percaya kalau energi positif akan berpengaruh positif. Misal, kalau kamu ramah maka orang akan ramah ke kamu, kalau kamu baik maka kamu terlibat dengan orang-orang baik juga. Sebaliknya, orang-orang yang energinya negatif akan berefek negatif. Contoh, kalau kamu culas, jahat, iri, atau apalah kelakuan dan pikiran yang jelek-jelek, maka kamu akan terbelit sama orang-orang yang begitu juga.
Paling tidak, kamu akan berpikir bahwa di duniamu, orang-orangnya ya kayak kamu.
Menjadi positif itu nggak susah, juga nggak gampang. Tergantung niat. Menurut penilaian pribadi, saya adalah orang baik, berpikir positif dan sabar. Namun akhir-akhir saya ini sinis ke beberapa orang. Ada alasan yang membenarkan kenapa jadi sinis sama mereka. Tapi itu alasan saya pribadi. Meski saya meyakinkan diri dan orang lain kalau alasan itu sah, tetap saja itu dari kacamata saya.
Saya gusar waktu ibu saya memperingatkan agar saya jangan negatif begitu. Nasehat ibu saya, tetaplah positif. Berpikirlah kalau orang itu punya masalah pribadi sehingga salah satu efeknya jadi jelek gitu ke saya. Doakanlah orang-orang itu. "Itu bikin kamu lebih baik, ya perasaan, atau apa pun yang akan datang ke kamu," kata ibu.
Sebel dengar nasehat itu. Kenapa ibu saya nasehatin untuk bersikap baik, sementara saya merasa diperlakukan nggak baik? Rasanya nggak adil.
Tapi saya adalah orang yang percaya kalau omongan seorang ibu itu sakti. Jadi meski dongkol, saya turuti kata-kata ibu. Meski nggak rela, saya tetap mensugesti diri untuk bersikap baik. Nggak mulus memang. Kadang kepleset juga buat berpikir atau bicara negatif.
Sampai akhirnya, sore tadi saya mendapat telpon dari salah satu orang yang selama ini saya pikir sudah bikin saya gregetan (dalam arti negatif). Pembicaraan telpon tidak lama. Tapi dari pembicaraan itu saya menyimpulkan, ternyata dia tidak seperti tuduhan saya di masa negatif kemarin-kemarin. Memang tidak 100 persen tuduhan saya keliru -- menurut saya--- tapi juga tidak 100 persen sangkaan saya benar. Yang jelas, saya dan dia sama-sama punya niat baik, tapi komunikasinya saja yang kacau.
Ajaib! Dengan benar-benar yakin kalau dia punya niat baik, perasaan negatif saya berkurang drastis. Ini terjadi waktu saya yakin dengan tulus, tanpa embel-embel "tapi kan....". Ajaib lagi, dengan berkurangnya perasaan negatif saya, dan otomatis berganti jadi perasaan positif, saya jadi lebih enteng menghadapi masalah lain. Ini menyenangkan.
Seperti yang saya tulis di atas: kamu akan berpikir bahwa di duniamu, orang-orangnya ya kayak kamu. Saya ingin orang-orang baik ada di sekeliling saya. Orang-orang yang ramah, peduli, saling mendoakan, menyemangati dan bikin bahagia. Karena itu saya akan mulai lagi untuk jadi orang begitu juga - yang ramah, peduli, mendoakan, menyemangati dan bikin bahagia orang lain.
Nggak usah kebanyakan mikir yang drama-drama. Jadi orang positif sajalah.
Subscribe to:
Posts (Atom)