1. Writer's Block
2. Revisi
Gw mau bahas yang kedua. Revisi.
Revisi adalah perubahan naskah dari draft sebelumnya. Efeknya adalah naskah yang lebih kuat, cocok, juga bagus.
Buat gue, revisi terbagi jadi:
A. Revisi Minor: yg diubah sedikit. Misal: typo, kesalahan penulisan setting, salah dialog, salah ngasih reaksi. Bisa juga penambahan scene untuk memperkuat cerita, atau penghapusan scene untuk scene basa basi.
Revisi minor ini enteng ngerjainnya.
B. Revisi-nya banyak
Misal:
- Karena mengganti/menghilangkan/
- Karena mengubah situasi kondisi tokoh utama: misal2: anak patuh diubah jadi anak durhaka, sekolah anak berprestasi semua diubah jadi sekolah anak bermasalah semua.
- Karena mengubah setting : misal2: setting kota diubah jadi setting desa, setting papua diubah jadi setting wonogiri, kehidupan di sekolah orang kaya jadi kehidupan sekolah bobrok.
- Karena mengubah periode dalam cerita : misal2: cerita jaman teknologi komunikasi sudah begitu canggih, eh diubah periodenya ke jaman telegram.
Revisi Banyak ini merepotkan. Soalnya menipu. Kesannya cuma hilang A, tapi efeknya bisa mengubah 50persen (bahkan lebih) cerita. Contohnya begini: Asih kerja di rumah majikan berisi 2 bujangan keren bisa memunculkan konflik cinta segitiga, tapi kalau di rumah itu cuma ada 1 bujangan keren ya bukan konflik cinta segitiga dooong? (Apa? Cinta segitiga masih ada karena ada sekretaris cantik? Heeeee, yang diomongin kan karakter-karakter di rumah itu, bukan yang di luar) .
Yang paling menyakitkan hati adalah revisi yang membelokkan cerita. Cerita bisa belok di segmen berapa pun. Makin awal cerita berbelok, makin banyak perubahan ceritanya, bahkan cerita bisa di-ROMBAK TOTAL! (Ini asli super horor buat penulis :p)
Karena merepotkan, Revisi Banyak ini sering bikin bete duluan. Padahal pas ngerjain revisi sih lanjut terus dan terus.
Para penulis sering mengibaratkan Revisi Banyak ini dengan "bongkar baju" atau "renovasi sebagian rumah". Banyak kan yang bilang "daripada betulin ukuran baju jadi mending jahit dari awal"? Kalau di penulisan naskah, "daripada rombak mendingan bikin cerita dalam awal". Berat euy Revisi Banyak, tapi mau nggak mau ya harus dijalanin.
Dan hari ini...
Gue baru terpikir...
Kalau jalan hidup manusia...
Isinya Revisi Melulu...
Baik revisi minor
Atau mayor
Pernah berencana jangka panjang tapi mendadak di tengah jalan harus berubah haluan?
Itu adalah revisi.
Menikah, kelahiran, kematian, muncul dan hilangnya kesempatan....
Itu mengandung revisi.
Revisi hidup sama kayak revisi naskah dalam level yang berbeda. Mau revisi minor kek, mau revisi banyak kek, dia jadi beban kalau dianggap beban. Tapi kalau dikerjakan terus dan dibawa asik, akhirnya selesai juga dan hasilnya ketemu apa yang kita mau. Seperti naskah yang biarpun cerita dibelokkan di mana pun akan menemukan alurnya lagi, hidup juga begitu. Mau belok di mana nih hidup? Di situ akan muncul cerita baru. Ending-nya gimana? Bisa sesuai rencana, tapi bisa juga ending baru tak disangka yang bikin kita tercengang begitu sampai di sana.
Jadi jangan patah semangat me-revisi melulu!
Fighting!
=====
NB: mungkin agak gak nyambung, tapi gue jadi inget sharing seorang ustad. Dia lempar pertanyaan, "takdir manusa bisa diubah ga?"
Jawabnya bisa. Caranya minta ke Allah. Allah kan yang bikin takdir, jadi ngubah takdir juga bisa doooong?
No comments:
Post a Comment